Sabtu, 06 Oktober 2012


MENJADI SAHABAT AL-QUR’AN    

Salah satu kitab yang diturunkan kepada para nabi ialah Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.  Al-Qur’an diturunkan dengan fungsi yang sangat beragam dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Al-Qur’an diturunkan diantaranya adalah sebagai petunjuk, sebagai pembeda antara yang haq dan bathil, bahkan Al-Qur’an berfungsi sebagai obat. Selain itu, Al-Qur’an merupakan sumber hukum yang paling sempurna bagi manusia. Ini merupakan salah satu keistimewaan Al-Qur’an yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang lain selain Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim, hal ini menjadi suatu kebanggaan. Sebab, selain umat Islam, tidak ada umat yang memiliki kitab yang sempurna seperti Al-Qur’an.
Meski demikian, keistimewaan dan keagungan Al-Qur’an tidak akan terasa dan tidak akan tampak jika umat Islam sebagai pemiliknya tidak memahami isi Al-Qur’an. Jika Al-Qur’an tidak dipahami, lalu bagaimana umat Islam dapat membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang sangat istimewa?  Oleh sebab itulah, agar Al-Qur’an benar-benar terbukti sebagai kitab yang sempurna, harus ada realisasi dalam kehidupan.  Dan hal itu dapat dilakukan apabila Al-Qur’an dipelajari, minimal dibaca.
             Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang sangat diperintahkan oleh Allah SWT. dan  Rasulullah SAW. Bahkan Alah SWT. lebih tegas dalam memerintahkan membaca Al-Qur’an, yaitu harus dengan bacaan yang tartil. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah SWT. seperti berikut
وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا
 “Dan bacalah Al Quran itu dengan bacaan yang tartil.” (QS. Al-Muzammil: 4)
Dalam beberapa haditsnya Rasulullah SAW memerintahkan agar umatnya senantiasa membaca Al-Qur’an.
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم  يقول: اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعاً لأصحابه )رواه مسلم(

Dari Abu Umamah ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an. Sebab pada hari kiamat  ia akan menjadi syafaat bagi yang membacanya.”      (HR. Muslim)
Hadits di atas mengandung dua variabel. Pertama, adanya perintah membaca Al-Qur’an, yang kemudian akan berefek pada variabel kedua, yaitu akan mendapat syafa’at. Membaca Al-Qur’an, sebagai salah satu bentuk ibadah memiliki nilai yang sangat besar. Hal ini terbukti dengan pahala yang dijanjikan oleh Rasullah SAW.  bagi orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapat syafa’at pada hari kiamat. Padahal, syafa’at bukanlah (barang) yang murah dan mudah didapatkan. Syafa’at merupakan sesuatu yang sangat mahal. Tetapi dengan menjadi sahabat Al-Qur’an, syafa’atyangmahal tersebut alkan dengan mudah didapatkan.
عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خيركم من تعلم القرآن وعلمه )رواه البخاري(
Dari Utsman bin Affan  ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.”(HR. Bukhari)
Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Allah SWT. menerangkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Bentuk ketaqwaan tersebut salah satunya diwujudkan dengan membaca Al-Qur’an. Dengan mempelajari Al-Qur’an, mempelajari cara membacanya, mempelajari kandunganya, akan mengantarkan seseorang pada kedudukan yang sangat dihormati oleh Allah SWT.
Saking besarnya nilai pahala dari membaca Al-Qur’an, Rasulullah sampai merinci pahala yang akan didapat dari membaca Al-Qur’an tersebut sebagaiaman diriwayatkan Imam Tirmidzi di bawah ini.
وعن ابن مسعودٍ رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من قرأ حرفاً من كتاب الله فله حسنةٌ، والحسنة بعشر أمثالها لا أقول: ألم حرفٌ، ولكن: ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ رواه الترمذي
Dari Ibnu Mas’ud ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf saja dari Al-Qur’an, ia akan mendapatkebaikan sebanding dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ‘Alif laam miim’ itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW. juga mengklasifikasi manusia bedasarkan membaca atau tidaknya terhadap Al-Qur’an, menjadi beberapa perumpamaan (golongan) sebagaiamana tercermin dalam hadits berikut,
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة: ريحها طيبٌ وطعمها طيبٌ، ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة: لا ريح لها وطعمها حلوٌ، ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانة: ريحها طيبٌ وطعمها مرٌ، ومثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة: ليس لها ريحٌ وطعمها مرٌ )متفقٌ عليه(
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah  Utrujah; aromanya harum rasanya lezat. Sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah  Tamar; tidak beraroma tetapi rasanya manis. Adapun orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah  Rihanah; aromanya harum tetapi rasanya pahit. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti orang buah  Handzolah; tidak beraroma dan rasanya pun pahit.” (HR. Bukhari-Muslim)

Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu identitas seorang muslim. Jika dia seorang muslim, maka tidak mungkin meninggalkan Al-Qur’an yang menjadi pegangan dan rujukan dalam hidupnya. Sebaliknya, jika meninggalkan Al-Qur’an dan sama sekali tidak membacanya, maka orang tersebut seperti buah yang aromanya bau busuk, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya di atas. Oleh sebab itu, agar kita termasuk orang mukmin yang aromanya harum dan rasanya pun manis, juga mendapat syafa’at pada hari kiamat, sudah sepatutnya memperbanyak membaca Al-Qur’an. Jangan lewatkan sehari pun untuk membaca  Al-Qur’an, agar semakin akrab dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar