MENJADI SAHABAT AL-QUR’AN
Salah satu kitab yang diturunkan kepada
para nabi ialah Al-Qur’an, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an diturunkan dengan fungsi yang
sangat beragam dan sangat dibutuhkan oleh manusia. Al-Qur’an diturunkan
diantaranya adalah sebagai petunjuk, sebagai pembeda antara yang haq dan
bathil, bahkan Al-Qur’an berfungsi sebagai obat. Selain itu, Al-Qur’an
merupakan sumber hukum yang paling sempurna bagi manusia. Ini merupakan salah
satu keistimewaan Al-Qur’an yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab yang lain
selain Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim, hal ini menjadi suatu kebanggaan.
Sebab, selain umat Islam, tidak ada umat yang memiliki kitab yang sempurna
seperti Al-Qur’an.
Meski demikian, keistimewaan dan keagungan
Al-Qur’an tidak akan terasa dan tidak akan tampak jika umat Islam sebagai
pemiliknya tidak memahami isi Al-Qur’an. Jika Al-Qur’an tidak dipahami, lalu
bagaimana umat Islam dapat membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang sangat
istimewa? Oleh sebab itulah, agar
Al-Qur’an benar-benar terbukti sebagai kitab yang sempurna, harus ada realisasi
dalam kehidupan. Dan hal itu dapat
dilakukan apabila Al-Qur’an dipelajari, minimal dibaca.
Membaca
Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang sangat diperintahkan oleh Allah SWT.
dan Rasulullah SAW. Bahkan Alah SWT.
lebih tegas dalam memerintahkan membaca Al-Qur’an, yaitu harus dengan bacaan
yang tartil. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah SWT. seperti berikut
وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ
تَرْتِيلًا
“Dan bacalah Al Quran itu dengan
bacaan yang tartil.” (QS. Al-Muzammil: 4)
Dalam beberapa haditsnya Rasulullah SAW memerintahkan
agar umatnya senantiasa membaca Al-Qur’an.
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال:
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم
القيامة شفيعاً لأصحابه )رواه مسلم(
Dari Abu Umamah ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Bacalah
oleh kalian Al-Qur’an. Sebab pada hari kiamat
ia akan menjadi syafaat bagi yang membacanya.” (HR. Muslim)
Hadits di atas mengandung dua
variabel. Pertama, adanya perintah membaca Al-Qur’an, yang kemudian akan
berefek pada variabel kedua, yaitu akan mendapat syafa’at. Membaca
Al-Qur’an, sebagai salah satu bentuk ibadah memiliki nilai yang sangat besar.
Hal ini terbukti dengan pahala yang dijanjikan oleh Rasullah SAW. bagi orang yang membaca Al-Qur’an akan
mendapat syafa’at pada hari kiamat. Padahal, syafa’at bukanlah (barang) yang
murah dan mudah didapatkan. Syafa’at merupakan sesuatu yang sangat mahal.
Tetapi dengan menjadi sahabat Al-Qur’an, syafa’atyangmahal tersebut alkan
dengan mudah didapatkan.
عن عثمان بن عفان رضي الله عنه قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خيركم من تعلم القرآن وعلمه )رواه البخاري(
Dari Utsman bin Affan
ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Orang yang paling baik diantara
kalian ialah orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.”(HR.
Bukhari)
Dalam surat Al-Hujurat ayat 13
Allah SWT. menerangkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa. Bentuk ketaqwaan tersebut salah satunya diwujudkan
dengan membaca Al-Qur’an. Dengan mempelajari Al-Qur’an, mempelajari cara
membacanya, mempelajari kandunganya, akan mengantarkan seseorang pada kedudukan
yang sangat dihormati oleh Allah SWT.
Saking besarnya nilai pahala
dari membaca Al-Qur’an, Rasulullah sampai merinci pahala yang akan didapat dari
membaca Al-Qur’an tersebut sebagaiaman diriwayatkan Imam Tirmidzi di bawah ini.
وعن ابن مسعودٍ رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
من قرأ حرفاً من كتاب الله فله حسنةٌ، والحسنة بعشر أمثالها لا أقول: ألم حرفٌ،
ولكن: ألفٌ حرفٌ، ولامٌ حرفٌ، وميمٌ حرفٌ رواه الترمذي
Dari
Ibnu Mas’ud ra. berkata, Rasululah SAW bersabda: “Siapa yang membaca satu
huruf saja dari Al-Qur’an, ia akan mendapatkebaikan sebanding dengan sepuluh
kebaikan. Aku tidak mengatakan ‘Alif laam miim’ itu satu huruf. Tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW. juga mengklasifikasi
manusia bedasarkan membaca atau tidaknya terhadap Al-Qur’an, menjadi beberapa
perumpamaan (golongan) sebagaiamana tercermin dalam hadits berikut,
عن أبي موسى الأشعري رضي الله عنه
قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مثل المؤمن الذي يقرأ القرآن مثل الأترجة:
ريحها طيبٌ وطعمها طيبٌ، ومثل المؤمن الذي لا يقرأ القرآن كمثل التمرة: لا ريح لها
وطعمها حلوٌ، ومثل المنافق الذي يقرأ القرآن كمثل الريحانة: ريحها طيبٌ وطعمها
مرٌ، ومثل المنافق الذي لا يقرأ القرآن كمثل الحنظلة: ليس لها ريحٌ وطعمها مرٌ )متفقٌ عليه(
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. berkata, Rasulullah SAW
bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti buah Utrujah; aromanya harum rasanya lezat.
Sedangkan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Tamar; tidak beraroma tetapi rasanya manis.
Adapun orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti buah Rihanah; aromanya harum tetapi rasanya pahit.
Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti orang buah Handzolah; tidak beraroma dan rasanya pun
pahit.” (HR. Bukhari-Muslim)
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu identitas seorang muslim. Jika dia seorang muslim, maka tidak mungkin meninggalkan Al-Qur’an
yang menjadi pegangan dan rujukan dalam hidupnya. Sebaliknya, jika meninggalkan
Al-Qur’an dan sama sekali tidak membacanya, maka orang tersebut seperti buah
yang aromanya bau busuk, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam
haditsnya di atas. Oleh sebab itu, agar kita termasuk orang mukmin yang
aromanya harum dan rasanya pun manis, juga mendapat syafa’at pada hari kiamat,
sudah sepatutnya memperbanyak membaca Al-Qur’an. Jangan lewatkan sehari pun untuk membaca Al-Qur’an, agar semakin akrab dengannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar