TITIP
PESAN UNTUK PRESIDEN
Saya
mengawali tulisan ini dengan untaian do’a, memohon kepada Allah sang Raja
diraja di seluruh jagad raya. Tuhan yang memiliki dan menguasai segala
kerajaan. Tuhan yang memiliki kekuasaan tanpa batas. Tuhan yang telah memberikan sepercik
kekuasaan pada sebagian hamba-Nya. Tuhan yang telah memberikan kepercayaan yang
sangat besar kepada sebagian hamba-Nya. Tuhan yang telah memberikan izin kepada
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk kembali memimpin negeri tercinta. Negeri yang telah dianugerahi nikmat yang
tiada tara. Kekayaan dan keindahan alam yang tidak dimiliki negeri-negeri lain.
Negeri yang telah dikaruniai anugerah yang tidak terhitung untuk kesejahteraan
penduduknya.
Salam
kehormatan saya sampaikan. Semoga Allah meluruskan niat hamba-Nya yang hendak memberikan
kesejahteraan kepada seluruh rakyatnya. Semoga Allah selalu membimbing dan
memberikan kekuatan pada para pemimpin untuk selalu mengayomi seluruh
rakyatnya. Semoga Dia menjauhkan pemimpin negeriku dari segala kejahatan yang
datang dari manusia maupun jin. Semoga Dia menjauhkannya dari sifat dan sikap
yang dapat menyakiti rakyatnya. Semoga Dia selalu memeliharanya dari segala
perbuatan yang dapat menjerumuskannya pada kehinaan.
Sebagai
makhluk yang sama-sama diciptakan dari tanah. Sebagai makhluk yang sama-sama
beriman dan beragama. Sebagai makhluk yang sama-sama bertanggungjawab terhadap
bumi pertiwi. Sebagai rakyat kepada pejabat, saya merasa berhak dan
berkewajiban untuk menyampaikan sesuatu. Orang menyebutnya saran, masukan atau
nasihat. Tapi saya lebih suka menyebutnya dengan meminjam istilah Al-Qur’an,
“tawashou bil haq”. Tentu saja dengan makna yang lebih istimewa ketimbang
sekedar saran.
Terpilih
menjadi pemimpin negeri adalah sebuah
kehormatan, bahkan suatu kemuliaan yang sangat tinggi. Akan tetapi itu benar-benar akan menjadi
kemuliaan jika dilaksanakan sesuai dengan semesitnya. Saya yakin bahwa Bapak
Presiden lebih paham mengenai hubungan antara kepemimpinan dan amanah.
Bagaimanapun, kepercayaan yang diberikan kepada Bapak merupakan amanah yang
harus dipenuhi, amanah yang harus disampaikan kepada yang berhak, yaitu Allah
kemudian rakyat. Kedua amanah ini harus disampaikan secara seimbang, sejalan
dengan yang dikehendaki Allah.
Segala
prsoalan negara yang terkait dengan perintah Allah, maka itu harus dipenuhhi. Sebab
ini adalah satu hal yang sanagt mutlak, yang tentu saja untuk kepentingan dan
kebaikan bangsa Indonesia. Sesuatu yang sangat tidak masuk akal, jika kehendak
Allah tidak memberikan kemaslahatan bagi bangsa. Di sinilah pentingnya menjaga,
memelihara dan menunaikan amanah Allah, yang sebenarnya ujung-ujungnya adalah
untuk kemajuan bangsa dan negara.
Bagitupun
amanah yang diberikan rakyat, harus dipenuhi dengan baik. Selama hal itu tidak
bertentangan dengan kehendak Allah, maka segala yang menjadi hak rakyat harus
dipenuhi. Ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan yang mereka
berikan.
Satu
hal yang harus tetap dijaga adalah kepercayaan yang diberikan rakyat.
Keberhasilan seseorang (pemimpin) membawa bangsa menjadi bangsa yang besar adalah terletak pada serasinya antara
pemimpin dan yang dipimpin, antara rakyat dan pejabat. Kesejahteraan bangsa
dapat tercapai jika pemimpin mampu
menyatukan hati seluruh rakyatnya dan kemudian dipadukan dengan hati
para pemimpin untuk bersama-sama mencapai kesejahteraaan itu. Dengan kata lain,
kesejahteraan Indonesia akan tercapai jika pemimpin dan yang dipimpin saling
mencintai dan saling mempercayai. Tidak ada kecurigaan terlebih rasa benci dan
dendam. Pertanyaannya adalah, bagaiamana
menciptakan suasana tersebut? Jawabannya sangat sederhana, kharisma
pemimpin itu. Penjabarannya adalah, kharisma itu dibangun atas dasar
keharmonisan antara pemimpin dengan seluruh rakyatnya tanpa pandang bulu. Jujur
dalam berkata dan berbuat untuk mendahulukan segala kepentingan rakyat.
Karakter seperti inilah yang akan membangun kharisma yang sangat kuat, kharisma
yang murni. Bukan wibawa yang direka-reka apalagi penuh topeng kepalsuan. Dan
inilah yang dibutuhkan rakyat. Harus tetap diingat, yang dibutuhkan rakyat adalah
bukti, bukan janji.
Rasanay
tidak perlu panjang lebarapa yang aya sampaikan. Saya hanya titip pesan kepada
Bapak Presiden, cintailah Allah niscaya Allah akan mencintaimu. Cintailah
rakyat niscaya mereka akan mencintaimu. Terakhir, jangan lupa untuk selalu
memohon petunjuk dan kekuatan Allah. Semoga Dia memberikan segala karunia-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar