Kamis, 27 September 2012


3 SIFAT YANG BELUM BISA DITERAPKAN DI INDONESIA

1 أَنْ تَعْفٌوَ مَنْ ظَلَمَكَ (Mengampuni orang yang telah mendzolimi kita)
            Sifat ini bukan tidak bisa diterapkan di Indonesia, akan tetapi belum bisa diterapkandi Indonesia karena yang namanya manusia kalau ia membalas keburukan, ia sering membalas dengan balasan yang lebih (keburukan). Contoh: kalau ada orang yang menampar, sering dibalas dengan pukulan.
            Begitulah gambaran manusia yang sering membalas dengan balasan yang lebih, padahal yang namanya api padamnya bukan dengan api, akan tetapi dengan air. Allah swt. berfirman:
 وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُواْ بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُم بِهِ وَلَئِن صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِّلصَّابِرينَ (النحل: 126 )
            “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, akan tetepi jika kamu bersabar sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar”. (QS. An-Nahl:126)
2  أَنْ تُعْطِى مَنْ حَرَمِكَ ((Menberi kepada orang yang tidak pernah member
            Sifat ini belum bisa diterapkan di Indonesia karena yang namanya kekikirin sering dibalas dengan kekikiran lagi. Contoh: si A  berlaku kikir terhadap si B, kemudian si B membalas kelakuan si A itu yaitu dengan kekikiran lagi. Pertanyaanya, jadi berapa orang kah yang kikir? Pasti dua, karena yang tadinya cuma seorang yaitu si A, sekarang menjadi dua dikarenakan si B membalas kekikiran dengan kekikiran lagi.
            Maka yang namanya kikir itu jangan dibalas dengan kekikiran lagi, akan tetapi balaslah dengan kedermawanan atau kebaikan, seperti halnya api.
 3أَنْ يَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ ((Menyambungkan tali silaturrahim kpd orang yang memutuskan tali silaturrahim
            Diantara dampak menyambungkan tali silaturrahim yaitu panjang umur, akan tetapi panjang umur disini berarti dikenang bukan panjang umurnya. Dalam kategori ini manusia ada dua macam, yaitu:
1.      Manusia yang hidup tapi di anggap mati. Contoh: seseorang yang setiap harinya menyusahkan orang lain (tak ada gunanya)
2.      Manusia yang mati tapi di anggap hidup. Contoh: Imam Bukhori, beliau itu sudah mati akan tetapi masih di anggap hidup karena karya-karyanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar